Pasang Iklan Gratis

Iran Tunggu Jaminan AS sebelum Lanjutkan Negosiasi Nuklir

  Iran akan melanjutkan negosiasi nuklir dengan Amerika Serikat (AS) jika ada jaminan penuh bahwa AS tidak akan kembali menyerang wilayah Iran selama proses negosiasi berlangsung. Hal itu ditegaskan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi kepada CBS News pada Selasa, 1 Juli.

"Saya tidak berpikir negosiasi akan dimulai lagi dalam waktu dekat. Sebelum kami memutuskan untuk kembali berunding, kami harus memastikan bahwa Amerika tidak akan menyerang kami lagi secara militer selama proses negosiasi,” kata dia.

Araghchi menambahkan bahwa dengan mempertimbangkan berbagai hal, Iran masih membutuhkan lebih banyak waktu untuk memutuskan langkah selanjutnya.

Pada Senin, Gedung Putih mengungkapkan bahwa utusan Presiden AS Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, terus menjalin komunikasi dengan pejabat Iran setelah gencatan senjata tercapai antara Iran dan Israel.

Araghchi mengatakan bahwa program nuklir Iran adalah "kebanggaan nasional". Dia juga menegaskan bahwa Iran tidak akan menyerah begitu saja terhadap tekanan internasional.

"Kami telah perlihatkan dalam perang 12 hari yang dipaksakan ini bahwa kami mampu mempertahankan diri, dan kami akan terus melakukan hal yang sama jika ada agresi terhadap kami," kata Araghchi.

Konflik Iran-Israel meletus pada 13 Juni ketika Israel melancarkan serangan udara ke berbagai fasilitas militer, nuklir, dan sipil di Iran, yang menewaskan sedikitnya 935 orang dan melukai lebih dari 5.300 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Iran.

Iran membalas dengan meluncurkan rudal dan drone ke wilayah Israel. Menurut data dari Universitas Ibrani Yerusalem, serangan itu menewaskan sedikitnya 29 orang dan melukai lebih dari 3.400 orang.

AS memperburuk situasi dengan mengebom tiga fasilitas nuklir utama Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan. Konflik tersebut kemudian terhenti setelah AS mensponsori gencatan senjata yang mulai berlaku pada 24 Juni.

Araghchi Sebut Program Nuklir Kebanggan Nasional

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan program nuklir Iran yang bertujuan "damai" telah menjadi simbol "kebanggaan dan kehormatan nasional."

"Kami juga telah melalui 12 hari perang secara terpaksa; oleh karena itu, rakyat (Iran) tidak akan mudah untuk menghentikan pengayaan," kata Araghchi, merujuk pada serangan militer Israel dan AS terhadap fasilitas nuklir Iran.

Dia menegaskan bahwa pengayaan uranium — teknologi inti dalam program nuklir — tidak bisa dihancurkan hanya dengan serangan bom. Ilmu pengetahuan dan keahlian teknis yang sudah dimiliki Iran tidak bisa dihilangkan begitu saja.

0 Response to "Iran Tunggu Jaminan AS sebelum Lanjutkan Negosiasi Nuklir"

Posting Komentar